Kasus COVID-19 Hampir Tembus 2000, Begini Respons Mantan Pejabat WHO

Kenaikan kasus COVID-19 dalam Indonesia kembali meresahkan masyarakat, diketahui cukup Kamis 23 Juni 2022 kemarin, rada menyentuh 2.000 kasus, yaitu 1.907 kasus anyar dalam 24 jam terakhir.
Eks Direktur Penyakit Menular World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama merespons hal tersebut.
"Jadi kedalam 1 bulan naik sekitar 10 kali lipat, penemuan baru sekali dan jelas perlu kewaspadaan, setidaknya 5 hal," kata Tjandra kedalam kebenderangan tertulisnya, Jumat 24 Juni 2022.
Pertama, COVID-19 masih tak terduga (unpredictable) dan aibnya jumlah tes dan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) atas menciptakan Indonesia makin sulit menilai perkembangan virus menular tercatat.
Lalu, WHO menyebut ada 3 skenario virus di tahun 2022 yaitu base, best, dan worse. Kedua, kata Tjandra, masyarakat masih perlu tetap menggunakan masker diluar ruangan.
Ada dua jenis risiko penularan yaitu teristimewa demi mereka adapun lanjut usia (lansia), komorbid lagi gangguan imun, serta adapun kedua demi keadaan antara mana risiko penularan lebih buntal sebagai demi kerumunan adapun berjibun orang lagi kontak dengan mereka adapun bergejala.
"Tentu prokes (protokol kesehatan) secara umum patut jadi perhatian," ucap Tjandra.
Ketiga, yaitu upaya surveilans ketat selanjutnya penyelidikan epidemiologi (PE) di lapangan kudu ditingkatkan. Hal ini berguna bagai alpa satu dasar utama pengendalian outbreak.
"Kalau bisa semua atau mendekati semua kasus hangat tersedia data dari mana selanjutnya bagaimana sehingga sampai tertular," ucapnya.
Keempat, Tjandra menekankan vaksinasi patut ditingkatkan bagi masyarakat. Mengingat vaksin dosis pertama dan kedua (lengkap) masih sekitar 60 persen atau nomor dua terendah hadapan ASEAN, hanya hadapan atas Myanmar. Bahkan vaksin booster masih sekitar 23 persen.
"Poin terakhirnya yaitu sudah ada negara yang melaporkan kenaikan kasus berat yang dirawat antara rumah perih. Di samping itu, walaupun varian Omicron BA.4 berikut BA.5 ini secara umum lebih ringan, tetapi masyarakat yang akhirnya hadir rumah perih harus terjamin perawatannya," ujarnya.
"Kita juga belum sepenuhnya tahu tentang ada tidaknya dampak jangka lama pada ribuan orang bahwa dekat bulan Juni ini sudah tertular COVID-19," tutur Tjandra.